Oleh : Adi Sanjaya
1. Pendahuluan
Kebudayaan dewasa ini dipengaruhi oleh suatu perkembangan yang pesat, dan manusia modern sadar akan hal ini. Kesadaran ini merupakan suatu kepekaan yang mendorong manusia agar dia kritis menilai kebudayaan yang telah atau sedang berlangsung. Kepekaan seperti ini membawa dampak yang sangat besar, agar dia secara praktis menyusun kembali kebudayaan sendiri. Dan untuk mencapai hasil seperti itu dia harus mempunyai suatu gambaran yang lebih jelas mengenai perkembangan kebudayaan dari waktu ke waktu (Gelgel, dkk, 1995: 2).
Dalam mengurai tentang kebudayaan, kita tidak bisa lepas dari pembicaraan mengenai arti kata kebudayaan. Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan kebudayaan. Namun pengertian kebudayaan sering dikaburkan dengan hasil kesenian semata-mata. Padahal kesenian hanya bagian dari beberapa unsur kebudayaan. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi atau akal”. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan budi. Berbicara mengenai konsep kebudayaan itu sangat luas ruang lingkupnya, sehingga terbuka untuk puluhan macam penangkap dan interpretasi. Dalam ilmu antropologi, kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik manusia dengan cara belajar (Koentjaraningrat, 1985: 181). Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata colere yang artinya mengerjakan atau mengolah tanah, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal kata itu yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam (Soekanto, 1982: 172). Seorang antropolog, yaitu E.B. Taylor (1871, dalam Soekanto, 1982) pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai “kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Dengan pengertian itu, jelas bahwa kebudayaan adalah seluruh hasil karya manusia yang didapat dengan cara belajar. Oleh karena diperoleh dengan belajar, kebudayaan berkembang sesuai dengan perkembangan akal manusia. Begitu pula dengan usaha pelestarian kebudayaan tersebut, sangat dipengaruhi oleh faktor belajar seseorang mengenai kebudayaan. Salah satu cara yang bisa dilakukan sebelum melestarikan suatu bentuk kebudayaan adalah dengan mempelajari bagaimana perkembangan kebudayaan tersebut, termasuk makna, fungsi dan keragaman suatu bentuk kebudayaan.
Sejarah kebudayaan adalah salah satu bidang studi sejarah yang tercakup dalam ilmu pengetahuan sosial atau social science. Sejarah kebudayaan mencakup beberapa kajian tentang perkembangan kebudayaan manusia dari jaman Prasejarah sampai pada jaman modern, yang memiliki karakteristik atau zetgiest (jiwa jaman) yang berbeda dari jaman satu ke jaman yang lain. Namun dewasa ini pemahaman akan sejarah, khususnya sejarah kebudayaan masih sangat kurang terutama di kalangan generasi muda. Hal itu disebabkan pemahamannya yang dangkal akan arti penting sejarah kebudayan sehingga keinginan untuk mencintai bahkan melestarikan kebudayaan menjadi sangat kurang. Sehingga melalui pemahaman tentang arti penting sejarah kebudayaan diharapkan para generasi muda sebagai salah satu agent of change mampu memiliki pengetahuan dasar dalam melestarikan kebudayaan agar tidak punah.
2. Arti Penting Sejarah
Sebelum melangkah pada arti penting Sejarah, kita perlu ketahui tentang arti kata Sejarah. Sejarah berasal dari bahasa Arab ”Syajaratun” yang berarti pohon silsilah. Kata pohon mengandung percabangan geneologis, dalam historiografi tradisional kebanyakan intinya adalah gambaran asal-usul keturunan raja-raja (silsilah) dibumbui oleh gambaran yang bersifat religio-magis, sesuai dengan alam pikiran ketika itu. Dalam bahasa asing ada kata yang setara dengan istilah ini, misalnya: histoire (Prancis), Geschichte (Jerman), historie atau geschiedenis (Belanda) dan history dalam bahasa Inggris (Pageh, 2000: 14) serta historia dalam bahasa Latin atau Yunani yang berarti pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian dengan cara melihat dan mendengar (Kuntowijoyo, 1994: 1). Dalam hal ini sejarah mampu berkembang sesuai dengan dinamika jaman sehingga mencakup kajian yang sangat luas.
Sejarah mancakup kajian peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan masa sekarang. Namun tidak semua peristiwa masa lampau merupakan sejarah. Peristiwa sejarah dapat dibedakan menjadi dua, ahistory dan history atau kejadian biasa dan kejadian istimewa. Pada saat Bung Karno sedang duduk minum kopi di rumahnya dapat diklasifikasikan menjadi peristiwa biasa yang ahistory. Sedangkan peristiwa pada saat Bung Karno membacakan teks proklamasi merupakan suatu peristiwa sejarah karena merupakan peristiwa yang merubah dan menentukan nasib bangsa Indonesia.
Walaupun mengkaji tentang masa lampau, namun sejarah sangat menentukan arah perkembangan suatu bangsa karena sejarah menjadi acuan kita dalam menentukan arah kita ke depan. Masa lalu manusia itu pada hakikatnya adalah merupakan sarana untuk memperpanjang pengalaman manusia, sehingga melalui Sejarah dapat dipetik pengalaman dari generasi ke generasi yaitu menerobos masa lalu untuk diaplikasikan dalam memecahkan problema masa kini dan sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan. Pageh (2000) menyebutkan bahwa ada beberapa guna dari belajar Sejarah antara lain:
\ Guna Edukatif: bahwa Sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya, yang dengan singkat dirumuskan oleh Bacon “histories make man wise”.
\ Guna Inspiratif: di samping mengambil ide-ide maupun konsep-konsep yang langsung berguna dalam pemecahan masalah masa kini, dianggap juga penting untuk mendapatkan inspirasi dan semangat bagi mewujudkan identitas sebagai suatu bangsa.
\ Guna Rekreatif: menunjuk pada nilai estetis dari Sejarah, terutama berupa cerita yang indah tentang tokoh atau peristiwa Sejarah, di samping juga memberikan kepuasan dalam bentuk “pesona perlawatan”.
\ Guna Instruktif: fungsi Sejarah dalam menunjang bidang-bidang studi kejuruan/ketrampilan sebagai navigasi, teknologi senjata, jurnalistik, taktik militer dan lain-lain.
Jika kita bandingkan di Amerika Serikat, sejarah merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dimiliki seseorang apabila ingin duduk di kursi pemerintahan dan salah satu syarat masuk kepolisian Negara. Namun di Indonesia sejarah tidak mendapat porsi yang demikian. Sejarah justru digunakan sebagai alat untuk melegitimasi kekuasaan oleh para penguasa sehingga ia mendapat kedudukan yang kuat di kursi pemerintahan dengan membelokkan fakta dan kebenaran dalam Sejarah.
Sejarah mencakup kajian yang sangat luas memberikan peluang bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mengembangkan arah kebudayaannya. Mulai dari bahari, perekonomian, hubungan internasional, agama, politik, sosial, ketatanegaraan, wanita, sampai pada sejarah kebudayaan, selain sejarah wilayah atau negara-negara di dunia. Sehingga tidak salah jika sejarah mampu memberikan kontribusi berupa pengalaman sejarah yang dapat kita gunakan sebagai usaha untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang menjadi sendi kehidupan bangsa.
3. Sejarah Kebudayaan dalam Pelestarian Budaya
Sejarah kebudayaan mencakup perkembangan unsur-unsur kebudayaan dari jaman ke jaman. Hal tersebut sangat perlu kita ketahui karena semua masyarakat memiliki kebudayaan. Tiada masyarakat tanpa kebudayaan dan tiada kebudayaan tanpa masyarakat. Masyarakat dan kebudayaan selalu berkembang dan berubah. Masyarakat dan kebudayaan berkembang dan berubah karena berbagai pengaruh, baik pengaruh alam maupun pengaruh akal manusia. Kebudayaan diciptakan oleh manusia sebagai suatu usaha untuk mempertahankan eksistensinya di alam ini. Namun sejalan dengan perkembangan pola pikir manusia, hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan juga mengalami dinamika. Setiap kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia memiliki fungsi dan makna yang beraneka ragam. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan pola pikir manusia terkait dengan perbedaan tantangan yang didapat dari alam.
Demikian kompleksnya unsur-unsur kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita, merupakan warisan budaya yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu kita sebagai generasi penerus hendaknya mampu melestarikan nilai-nilai budaya tersebut. Namun sebelum lebih lanjut, kita perlu mengetahui apa fungsi dan makna hasil-hasil kebudayaan tersebut termasuk bagaimana perkembangan dan pewarisan budaya sehingga sampai pada kita sekarang. Dengan mengetahui hal-hal tersebut kita bisa mengetahui mengapa hasil budaya itu diciptakan dan bagaimana tujuan yang diinginkan. Sehingga setelah kita mengetahui makna dan fungsi hasil kebudayaan itu kita dapat menentukan langkah-langkah dalam usaha pelestarian budaya. Sebagai contoh: sarkofagus yang merupakan salah satu peninggalan jaman Prasejarah berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan mayat orang yang dihormati yang telah meninggal. Dalam sarkofagus itu terdapat berbagai macam bekal kubur, dan di bagian luarnya terdapat tonjolan yang berfungsi dekoratif, praktis dan magis. Dengan mengetahui hal-hal semacam itu kita menjadi tahu bagaimana suatu hasil kebudayan Prasejarah tersebut dilestarikan tanpa mengurangi makna dan fungsi aslinya.
Semua hal tersebut dapat kita ketahui dengan mempelajari Sejarah Kebudayaan. Dengan mengetahui Sejarah Kebudayaan kita juga dapat mengetahui jati diri dan budaya asli bangsa Indonesia. Sebagai suatu bangsa yang kaya dengan warisan luhur budaya, Indonesia menjadi memiliki potensi pariwasata yang cukup besar. Oleh karena itu, dengan mengetahui jati diri dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia kita dapat merasa lebih memiliki dan mencintai kebudayaan bangsa. Dengan adanya perasaan seperti itu dalam jiwa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, diharapkan nantinya mampu melakukan usaha-usaha untuk melestasikan budaya bangsa karena ia telah menjadikan budaya itu sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan melestarikan warisan-warisan budaya, berarti kita juga mempertahankan eksistensi manusia di alam ini. Hubungan antara pengalaman, sejarah kebudayaan dan pelestarian budaya dapat dilihat pada bagan berikut.
Pengalaman/
Peristiwa
Historiografi
Interpreatasi
Kritik
Heuristik
Cerita Sejarah
Sejarah Kebudayaan
Guna sejarah
Guna Sejarah
Pelestarian Budaya
Dengan demikian, pengetahuan mengenai sejarah kebudayaan sangat penting dalam usaha pelestarian budaya. Dalam hal ini pengetahuan Sejarah Kebudayaan merupakan pengetahuan pelestarian budaya. Artinya, sejarah kebudayaan digunakan sebagai salah satu pengetahuan dalam usaha melestarikan nilai-nilai luhur budaya kita. Tanpa sejarah kebudayaan, usaha-usaha pelestarian budaya akan mengalami jalan buntu karena kurangnya pengetahuan tentang hasil kebudayaan yang dihadapi. Dalam hal ini juga sejarah kebudayaan berfungsi sebagai pintu gerbang utama dalam langkah seseorang melestarikan budaya.
4. Penutup
Hasil-hasil kebudayaan menjadi semakin punah karena kurangnya pengetahuan generasi muda dan masyarakat tentang sejarah kebudayaan. Sejarah kebudayaan sebagai salah satu obyek kajian sejarah merupakan pengetahuan yang perlu dikuasai oleh seseorang yang akan melestarikan nilai-nilai budaya. Pengetahuan sejarah kebudayaan adalah pengetahuan pelestarian budaya. Usaha untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dalam jiwa masing-masing orang di Indonesia sangat perlu dilakukan secara berkesinambungan karena dengan mengetahui nilai-nilai sejarah kita bisa melangkah ke arah masa depan tanpa terjerumus ke jurang kesalahan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Gelgel, I Putu,dkk. 1995. Materi Pokok Sejarah Kebudayaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha
Kuntowijoyo. 1994. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Budaya
Pageh, I Made. 2000. Pengantar Ilmu Sejarah. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja
Prijohutomo,Dr. 1953. Sejarah Kebudayaan Indonesia II. Jakarta: J.B. Wolters, Jakarta: Groningen
Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I. Yayasan Kanisius
________.1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid II. Yayasan Kanisius
Wojowasito,S.1952. Sedjarah Kebudajaan Indonesia I. Djakarta: Kalimosodo
Wojowasito,S., Sejarah Kebudayaan Indonesia (Indonesia Sejak Pengaruh India) Jilid II. Jakarta: Siliwangi
Yudhianta,A.A,et al. 1998. Sejarah Budaya 1. Jakarta: Intan Pariwara
Koentjaraningrat. 1981. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan
CURICULUM VITAE
1. Nama Lengkap : Putu Adi Sanjaya
2. Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar, 24 Mei 1988
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat Asal : Desa Perancak, Negara-Bali
5. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Sejarah/FIS
6. Pendidikan :
a. SD N 1 Perancak
b. SMP Negeri 5 Negara
c. SMA Negeri 1 Negara
d. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
7. Pengalaman Berorganisasi:
a. Ketua Senat Mahasiswa FIS Undiksha tahun 2008/2009
b. Asisten Pembina Kader Pelestasi Budaya Provinsi Bali
c. Wakil Ketua DKC Pramuka Cabang Jembrana tahun 2006-2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar