Label

Adi Sanjaya

Adi Sanjaya

Senin, 21 Juni 2010

CATUR ASRAMA DAN CATUR PURUSA ARTHA

By: Mira Yuntari
A. CATUR ASRAMA
Ajaran agama Hindu mengenal adanya empat macam sistem hidup kerohanian yang disebut Catur Asrama. Catur Asrama berarti empat tahapan hidup atau empat macam tingkatan hidup dalam hubungannya mencapai tujuan agama. Catur Asrama dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Brahmacari
Brahmacari adalah suatu tingkatan masa hidup berguru untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, jenjang ini merupakan tingkatan pertama yang ditempuh oleh manusia. Ajaran-ajaran agama Hindu bersumber dari Weda, dimana Weda ini mengajarkan ilmu pengetahuan untuk memperoleh kebahagiaan material dan juga mengajarkan tentang tujuan hidup kerohanian. Yang menjadi pokokdalam tingkat Brahmacari adalah menuntut ilmu pengetahuan dan mendidik diri untuk mencapai kesempurnaan rohani.
Dalam kitab Dharmasastra disebutkan bahwa umur untuk mulai belajar adalah semasa anak-anak, yaitu umur 5 tahun dan selambat-lambatnya umur 8 tahun. Masa muda adalah masa belajar. Karena itu, pada masa ini wajib bagi setiap manusia atau yang telah remaja untuk belajar mempersiapkan diri menuju masa depan. “Taki takining sewaka guna widya” yang artinya : seorang siswa wajib menuntut ilmu pengetahuan semasa muda. Materi pendidikan yang diberikan pada masa ini levbih banyak mengenai disiplin moral dan keterampilan yang langsung dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jika dikaitkan dengan Catur Purusa Artha maka yang menjadi tujuan dari jenjang ini adalah agar tercapainya Dharma dan Artha. Karena seseorang belajar adalah untuk memahami dharma dan dapat mencari nafkah di masa depan.
2. Grhastha
Grhastha adalah tingkat hidup kedua yaitu masa berumah tangga. Grhastha berasal dari kata graha dan stha. Graha artinya rumah tangga, dan stha artinya berdiri atau membina. Jadi, Grhastha artinya masa membina rumah tangga. Pada masa tingkat hidup Grhastha tujuan hidup yang diprioritaskan untuk mendapatkan Artha dan memenuhi kama. Oleh karena itu, orang yang ingin membangun rumah tangga harus sudah bekerja dan bisa hidup mandiri. Tingkatan hidup Grhastha diawali dengan upacara perkawinan. Hidup berumah tangga merupakan suatu kewajiban bagi orang yang sudah cukup umur. Tujuan dari hidup berumah tangga adalah untuk mendapatkan anak. Menurut kepercayaan agama Hindu keberadaan anak akan dapat menolong leluhurnya dari siksaan neraka.
Tujuan hidup pada masa Grhastha yang utama adalah mencari harta benda untuk memenuhi kebutuhan hidup (kama) yang berdasarkan kebenaran (Dharma). Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Grhasthin adalah :
a. Bekerja mencari harta berdasarkan dharma
b. Menjadi pemimpin rumah tangga
c. Menjadi anggota masyarakat yang baik
d. Melaksanakan yadnya

3. Wanaprastha
Wanaprastha adalah tingkat hidup manusia pada masa persiapan untuk melepaskan diri dari ikatan keduniawiaan. Dari arti katanya, Wanaprastha berarti mengasingkan diri ke dalam hutan dengan mendirikan suatu pertapaan. Kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa Wanaprastha dapat disamakan dengan pensiun. Ia akan mengurangi keterlibatannya dalam kegiatan masyarakat dan tinggal di tempat yang tenang.
Masa ini dimasuki setelah orang telah menunaikan kewajiban dalam keluarga dan masyarakat. Pada masa ini orang akan mulai sedikit demi sedikit melepaskan diri dari ikatan keduniawian dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai Moksa. Tujuan hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi). Pada masa ini tujuan hidup yang diprioritaskan adalah Kama dan Moksa.
4. Bhiksuka atau Sanyasin
Menurut arti katanya Bhiksuka atau Sanyasin berarti : peminta-minta. Namun dalam hal ini Bhiksuka atau Sanyasin adalah tingkatan hidup pada masa yang telah lepas sama sekali dari ikatan keduniawian (Moksa) dan hanya mengabdikan diri kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi).
Pada masa ini orang tidak merasa memiliki apa-apa dan tidak terikat sama sekali oleh materi dan selalu beerusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Pada masa ini, yang menjadi tujuan utama adalah Moksa.


B. CATUR PURUSA ARTHA
Catur Purusa Artha terdiri dari kata catur, purusa,dan artha. Catur artinya empat, purusa artinya jiwa manusia, dan artha artinya tujuan hidup. Jadi, Catur Purusa Artha artinya empat tujuan hidup manusia. Keempat tujuan hidup manusia itu terjalin erat sehingga disebut juga Catur Warga.
Dalam kitab suci disebutkan bahwa tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai Jagadhita dan Moksa. Jagadhita artinya kesejahteraanhidup di dunia. Moksa artinya kebebasan yang kekal dan abadi. Kebebasan yang kekal dan abadi adalah bersatunya Atman dengan Brahman (Tuhan). Catur Purusa Artha dibagi atas :
1. Dharma
Dharma berarti segala perilaku yang luhur. Perilaku yang luhur adalah perilaku manusia yang sesuai dengan ajaran agama. Kewajiban untuk berbuat kebajikan disebut Dharma. Jadi Dharma juga berarti kewajiban. Ada dua kewajiban yang harus dilaksanakan yaitu :
a) Swa Dharma artinya kewajiban sendiri.
b) Para Dharma artinya menghormati dan menghargai tugas dan kewajiban orang lain.
Berdasarkan arti katanya, Dharma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata Dhr yang artinya menjinjing, memangku, memelihara dan mengatur. Jadi segala sesuatu di dunia ini dipelihara dan diatur oleh Dharma.
Dharma merupakan dasar dari segala tingkah laku manusia. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa lahir sebagai manusia sangat utama dan sukar didapat. Dalam hidup ini orang harus berusaha selalu berbuat Dharma. Dalam kitab suci disebutkan manfaat Dharma :
a) Dharma adalah alat untuk mencapai surga dan kesempurnaan atau Moksa.
b) Dharma menghilangkan segala macam penderitaan.
c) Dharma adalah sumber datangnya kebaikan bagi yang melaksanakannya.
d) Dharma dapat melebur dosa-dosa.
e) Dharma adalah harta kekayaan orang yang saleh yang tidak bisa dicuri dan dirampas.
f) Dharma adalah landasan untuk mendapatkan Artha dan Kama.

2. Artha
Artha di sini berarti harta benda. Harta benda dapat diartikan kekayaan. Semua keperluan hidup manusia akan terpenuhi dengan artha. Harta yang didapat dan digunakan sesuai dengan Dharma akan menimbulkan kebahagiaan. Artha atau kekayaan itu hendaknya dibagi tiga:
a) Untuk mencapai Dharma, yaitu untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.
b) Sarana untuk memenuhi Kama, yaitu memenuhi keperluan hidup.
c) Sarana melakukan usaha dalam bidang Artha agar berkembang kembali, misalnya untuk usaha dan tabungan.
3. Kama
Kam berarti hawa nafsu atau keinginan. Keinginan dapat memberi kenikmatan dan tujuan hidup. Kenikmatan inin akan memberikan kepuasan. Keinginan yang yang tidak terpenuhi akan menyiksa diri kita.
Keinginan atau hawa nafsu manusia timbul karena manusia memiliki indra. Kalau sesuatu itu sesuai dengan keinginannya, maka ia akan puas, senang, dan gembira. Manusia memiliki sepuluh indra yang disebut dengan Dasa Indriya, yaitu :
a) Panca Budhindriya, yaitu lima indra penilai.
• Srotendriya, yaitu indra penilai pada telinga untuk mendengar.
• Twakindriya, yaitu indra penilai pada kulit untuk merasakan sentuhan.
• Caksuindriya, yaitu indra penilai pada mata untuk melihat.
• Jihwendriya, yaitu indra penilai pada lidah untuk mengecap.
• Granendriya, yaitu indra penilai pada hidung untuk membaui.
b) Panca Karmendriya, yaitu lima indra pekerja.
• Panindriya, yaitu indra penggerak pada tangan untuk memegang atau mengambil.
• Padendriya, yaitu indra penggerak pada kaki untuk bergerak atau berjalan.
• Wakindriya, yaitu indra penggerak pada mulut untuk berkata-kata, makan, dan minum.
• Paywindriya, yaitu indra penggerak pada anus untuk membuang kotoran atau air besar.
• Upasthendriya, yaitu indra penggerak pada kelamin untuk membuang air seni.
Kesepuluh indra tersebut dipengaruhi oleh pikiran. Dalam kehidupan manusia, keinginan atau hawa nafsu itu sangatlah perlu dikendalikan. Sebab, bila tidak dikendalikan akan membuat kehancuran pada diri kita.

4. Moksa
Moksa berarti kebebasan hidup yang kekal dan abadi. Bebas dari semua ikatan benda-benda duniawi serta bersatunya Atman dengan Brahman (Sang Hyang Widhi). Moksa adalah tujuan terakhir dari kehidupan manusia. Setiap orang wajib berusaha untuk mencapainya. Orang yang mencapai moksa akan terbebas dari hukum Karma Phala. Punarbhawa artinya penjelmaan yang berulang-ulang.
Moksa juga disebut Mukthi. Mukthi ialah kebebasan jiwatman atau kebahagiaan rohani yang langsung. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan ada empat jalan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahman yang disebut dengan Catur Marga, diantaranya :
a) Karma Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan dengan melakukan pekerjaan tanpa pamrih dan menyerahkan semua hasil kerja kepadaNya.
b) Bhakti Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan dengan cinta kasih yang dalam kepada Sang Hyang Widhi dan semua makhluk.
c) Jnana Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan kerohanian.
d) Raja Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan dengan melakukan tapa, yoga, semadhi.
Demikianlah, ajaran Moksa yang merupakan tujuan akhir dari agama Hindu. Moksa juga dapat juga dicapai pada waktu kita masih hidup. Kebahagiaan dan ketenteraman di dunia itulah yang disebut Moksa.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih atas artikelnya, bagiku artikel ini sangat bermanfaat.